Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT. Pertamina EP Regional 4 Zona 11 Field Cepu selama 5 hari dari tanggal 22 – 26 Januari 2024. HSSE (Health, Safety, Security, Environment) selalu menjadi dasar dalam setiap kegiatan di Pertamina, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan dan peringatan mengenai HSSE di setiap hari kunjungan. Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT Pertamina EP Cepu dengan mengunjungi lapangan migas yang berproduksi di bawah Pertamina seperti Kawengan, Semanggi, ADK, dan CPP Gundih juga lapangan minyak yang dikelola oleh masyarakat di Wonocolo serta stasiun pengumpul dari lapangan-lapangan tersebut.

Kegiatan kedua di lakukan pada hari Selasa, 23 Januari 2024 yang bertempat di Distrik 2 pada Struktur Nglobo, Semanggi dan ADK. Kegiatan di Distrik ini dimulai dengan safety briefing oleh pihak di Distrik 2. Distrik ini memiliki 3 Stasiun Pengumpul (SP) dan Stasiun Pengumpul Utama (SPU). SPU yang berada di Struktur Nglobo memiliki 3 tangki SPU. Tangki yang digunakan adalah tangki 1 dan dan tangki 3, sedangkan tangki 2 stand by karena baru selesai dengan proses cleaning tank. Lapangan ini mempunyai water wet sebesar 95% artinya hanya 5% minyak yang diproduksikan. Lapangan ini menggunakan HPWS Unit sebagai sistem injeksi di SPU ke sumur injeksi dengan rate 110-120 bbl/jam dengan 8 sumur injeksi untuk memompakan air. Sebelum ada masalah pada pompa, ratenya sebesar 400 bbl/jam, masalah yang terjadi ialah adanya scale di impeller. Pressure pompa diketahui sebesar 100-150 psi. Pada Struktur Semanggi terdapat 3 sumur dengan jenis artificial lift yang berbeda-beda, antara lain: Sumur P11 menggunakan Progressive Cavity Pump (PCP) dengan kedalaman 500-700 meter dan menghasilkan sekitar 8-9 BLPD, Sumur P5 ini menggunakan Hydraulic Pumping Unit (HPU) dengan kedalaman 500-700 meter dan menghasilkan sekitar 9 BLPD, dan Sumur P12 menggunakan Elelctrical Submersible Pump (ESP) dengan kedalaman sekitar >1000 meter dan menghasilkan sekitar 25 BLPD. Field ADK sumur NGU-1XSumur ini mulai beroperasi sejak desember 2022 dengan kedalaman sumur 1.800 ft. sumur ini memproduksi gas dan liquidliquid yang dihasilkan berupa kondensat dan air dengan rate gas maksimal sebesar 3,5 MMSCF/day dan rate liquid maksimal 150 bbl/day. Sumur ini tidak menggunakan chemical injection. Well Test yang dilakukan disumur ini salah satunya adalah Bottom Hole Survey seperti Uji Temperature, Uji Pressure Wellbore, seberapa besar sumur mampu berproduksi. Gas yang di flare sebesar 0.02 MMSCF/day.

Kegiatan ketiga di lakukan pada hari Rabu, 24 Januari 2024 yang bertempat di Central Processing Plant (CPP) Gundih. Lapangan ini merupakan lapangan gas terbesar yang ada di di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Kegiatan Kerja Praktek di hari ketiga diawali dengan medical check up dan juga safety briefing. CPP Gundih memiliki 9 Sumur Produksi, 1 sumur ditutup karena masalah produksi, satu sumur lainnya ditutup untuk alasan yang berbeda sehingga tersisa 7 sumur yang berproduksi. CPP Gundih juga memiliki 2 sumur injeksi air dengan kedalaman 1000 meter. Gas yang di flare pada lapangan ini sebesar 0.2 MMSCF/day dengan pengotornya diketahui adalah H2S dan CO2. Lapangan ini akan menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS).

Kegiatan keempat di lakukan pada hari Kamis, 25 Januari 2024 yang bertempat di Main Gathering Stasion (MGS) Menggung. Main Gathering Stasion (MGS) Menggung merupakan tempat penampungan terakhir dimana minyak yang akan diterima akan diolah sehingga mencapai spesifikasi yang layak untuk dijual kepada pembeli. Menggung juga menjadi tempat penampungan kondensat yang berasal dari lapangan ADK dan CPP Gundih.

 

 

Kegiatan kelima di lakukan pada hari Jumat, 26 Januari 2024 berlokasi di sumur minyak tradisional yaitu Teksas Wonocolo. Pengambilan minyak pada lapangan ini diusahakan dengan tradisional dengan mesin-mesin mobil, menggunakan rig-rig dari kayu jati. Puncak antiklin Wonocolo mempunyai ketinggian kurang lebih 450m di atas permukaan laut, sedangkan pemboran paling dangkal sekitar 200m dari puncak lipatan sehingga ketinggian minyak yang diambil di Wonocolo pada reservoir Wonocolo masih berada di atas permukaan laut. Lapangan ini merupakan lapangan minyak yang tidak menerapkan standart HSSE dalam melakukan pekerjaan produksi